Minggu, 05 Agustus 2018

WASPADA ! Apa Yang Ada Di Es Batu

Image result for es balok ikan

Penduduk mesti lebih waspada dalam pilih makanan. Belakangan ini Dinas Perikanan serta Kelautan Jawa Timur mencurigai ada zat formalin dalam es batu yang dipakai untuk mengawetkan ikan

Temuan itu bermula hasil dari uji makanan olahan masyarakat binaan dinas itu. Tiap-tiap membuat bazar, mereka tetap menguji makanan yang dipamerkan. Petugas juga terperanjat. Nyatanya, beberapa cemilan hasil olahan ikan memiliki kandungan formalin. ’’Kami dapatkan waktu bazar disini (Dinas Perikanan serta Kelautan Jawa timur, Red) 8 Mei lantas, ’’ tutur Kepala Dinas Perikanan serta Kelautan Jawa timur Heru Tjahjono Rabu (24/6). 

Waktu itu, beberapa aktor UKM menyanggah sudah mencampurkan formalin pada makanan yang mereka olah. Beberapa entrepreneur itu juga terasa dirugikan oleh penemuan itu. Pada akhirnya, beberapa entrepreneur lakukan riset. 

Heru lalu menyebutkan seseorang entrepreneur cemilan udang yang beli bahan secara langsung dari tambak. Lalu, dia membagi dua udang yang dibelinya. Satu dikasih es batu serta satu lagi secara langsung di proses. Rupanya, udang yang dikasih es batu terlebih dulu positif memiliki kandungan formalin. ’’Dia beli es batu dari penjual di dekat tambak. Sayang, es batunya tidak dibawa buat kami eksperimen, ’’ papar Heru. 

Walau demikian, Heru tidak berani mengambil keputusan jika es batu itu betul-betul digabung formalin. Untuk memastikannya, butuh dikerjakan penyelidikan selanjutnya. Terutamanya, balok es yang dipakai untuk mengawetkan ikan. 

Berdasarkan temuan itu, Heru akan lakukan selangkah antisipatif. Yakni, mengecheck ikan-ikan yang masuk ke pelabuhan. Jika ada es batu disana, petugas akan lakukan penelusuran formalin. ’’Lebih gampang lagi kalaupun nelayan tahu tempat pembuatan es baloknya dimana karena es balok ini susah dicari siapa pembuatnya, ’’ katanya. 

Saat di tanya mengenai es batu berformalin, pedagang ikan di Pabean mengakui tidak tahu. Mereka umumnya beli es balok dari koperasi di pasar. ’’Kalau gunakan es, ikannya dapat awet empat hari. Kalaupun tidak, ya dua hari saja telah busuk, ’’ tutur Sukiman, salah seseorang penjual ikan. 

Selain itu, petugas Balai Besar Pengawas Obat serta Makanan (BBPOM) di Surabaya lakukan tindakan cepat dengan mengamankan produk yang positif memiliki kandungan bahan beresiko. ’’Ada yang secara langsung dihilangkan serta ada juga yang diambil petugas, ” jelas Kepala BBPOM di Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa. 

Dia mengharap penduduk cermat pilih bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi. Contohnya, ikan fresh. Ciri ikan fresh yang baik merupakan memiliki bentuk tidak lunak, matanya jernih, serta insangnya masih tetap merah. ”Ikan yang tidak dihinggapi lalat benar-benar justru beresiko. Karena mungkin saja memiliki kandungan formalin, ” kata Bagus. 

Formalin umumnya juga ada dalam tahu serta mi basah. Untuk mi, cirinya tidak lengket serta lebih mengkilat. Selain itu, tahu berformalin tidak gampang hancur. ”Formalin dipakai supaya makanan awet. Umumnya, lebih dari sehari, ” katanya. Bahaya formalin merupakan dapat mengakibatkan kerusakan organ dalam, kanker, bahkan juga menyebabkan kematian. 

Tidak hanya formalin, bahan kimia lainnya yang seringkali dipakai merupakan boraks. Umumnya, boraks digabung dalam mi basah, bakso, lontong, cilok, otak-otak, serta rambak. Maksudnya, makanan jadi kenyal serta kerupuk lebih renyah. ”Bahayanya boraks sama juga dengan formalin. Dapat mengakibatkan kematian, ” jelasnya. 

Sumber : http://www2.jawapos.com/baca/artikel/19393/waspada-es-batu-mengandung-formalin

Kamis, 02 Agustus 2018

WAJIB TAHU !!! Segala Jenis Es

Hasil gambar untuk es flake

Ikan adalah salah satunya bahan pangan yang berbentuk highly perishable, terpenting pada keadaan tropis ikan lebih cepat alami kemunduran kualitas. Hal seperti ini adalah satu kenyataan yang bisa diakukan lewat cara turunkan suhu badan ikan supaya kesegarannya masih optimal. Penurunan suhu badan ikan bisa dikerjakan dengan media pendingin yang berperan untuk menarik atau mengalihkan panas dari pada tubuh ikan ke bahan lainnya hingga suhu badan ikan rendah (Afrianto & Liviawaty 2005). 
Pemakaian suhu rendah berbentuk pendinginan serta pembekuan bisa perlambat proses-proses biokimia yang berjalan pada tubuh ikan yang ke arah pada kemunduran kualitas ikan (Junianto 2003). Prinsip proses pendinginan serta pembekuan merupakan kurangi atau menginaktifkan enzim serta bakteri pembusuk pada tubuh ikan (Afrianto & Liviawaty 2005). Perlakuan ikan dengan memakai suhu rendah memerlukan media pemindah panas atau yang lebih diketahui dengan refrigerant. Beberapa bahan yang bisa dipakai menjadi media pendingin untuk perlakuan ikan salah satunya es batu atau es balok, es kering, air dingin, es ditambah garam, air laut yang didinginkan dengan es, air laut yang didinginkan dengan mekanis, serta hawa dingin (Junianto 2003). 
Makalah ini dibikin untuk tahu ketidaksamaan pada type es yakni es balok (block ice) dengan es curai (small ice) serta ketidaksamaan berdasar pada karakter es yakni es kering (dry ice) dengan es basah (wet ice). 


2. 1 Type Es 
Es yang dipakai menjadi media pendingin dalam prakteknya dipakai dua type es yakni es balok serta es curai. Ke-2 type es itu mempunyai karakter serta ciri yang berlainan akan tetapi dalam pemakaiannya mempunyai tujuan untuk merefrigerasi, mendinginkan atau membekukan (Ilyas 1983). Es adalah medium pendingin yang terbaik jika dibanding dengan medium pendingin lainnya. Es bisa turunkan suhu badan ikan secara cepat tanpa merubah kualitas ikan serta cost yang dibutuhkan juga relatif lebih rendah jika dibanding dengan pemakaian medium pendingin lainnya (Afrianto & Liviawaty 2005). 
Es yang kerap diketahui dengan nama es balok atau es batu adalah media pendingin yang banyak dipakai dalam perlakuan ikan, baik diatas kapal ataupun di darat saat distribusi serta pemasaran (Junianto 2003). Es balok (block ice), berbentuk balok es yang memiliki ukuran 12 - 60 kg per balok. Es balok yang akan dipakai awal mulanya es balok mesti dipecahkan (Masyamsir 2001). 
Es balok yang dipakai untuk pendinginan ikan mesti dihancurkan terlebih dulu jadi bentuk bongkahan atau diserut jadi butiran-butiran yang tidaklah terlalu kecil serta tidaklah terlalu besar. Ukuran pecahan butiran es kurang lebih 1-2 cm3. Penggunaan butiran es yang sangat besar serta runcing bisa menyebabkan rusaknya fisik ikan. Butiran es yang sangat kecil akan mengakibatkan butiran es cepat melebur dan membendung saluran air ke bawah hingga berlangsung genangan air antar susunan ikan. Penggunaan es balok yang dihancurkan semakin lebih baik daripada yang diserut karena akan didapat ukuran butiran es yang berlainan serta dianjurkan tidak untuk merusak es balok diatas tumpukan ikan karena akan menyebabkan rusaknya fisik pada ikan (Junianto 2003). 
Es curai merupakan arti yang dikasihkan pada banyak type es yang dibikin berbentuk kepingan kecil, yang dalam perdagangan lebih diketahui dengan nama es keeping (flake ice), es potongan atau es lempengan (slice ice), es tabung (tube ice), es kubus (cube ice), es pelat (plate ice) serta es pita (ribbon ice) (Ilyas 1983). 
Es tabung (tube ice), berbentuk tabung kecil-kecil yang siap gunakan. Es keping tebal (plate ice), berbentuk lempengan besar serta tebal (8-15 mm), lalu dipecahkan jadi potongan kecil (diameter 5 cm). Es keping tipis (flake ice), berbentuk lempengan tipis (5 mm, diameter 3 cm), adalah hasil pengerukan dari susunan es yang tercipta diatas permukaan pembeku yang berupa silinder. Es halus (slush ice), berbentuk butiran yang begitu halus (diameter 2 mm) serta lembek, biasanya berair (Masyamsir 2001). 
Flake ice dipakai dalam jumlahnya yang lumayan besar yang dipakai pada industri yang berlainan, seperti mengawasi ikan hasil tangkapan masih dingin saat dari kapal nelayan di daerah penangkapan sampai ke pedagang eceran, proses pendinginan pada industry pharmaceutical serta tanaman kimia. Flake ice bisa bertindak terpenting dalam produksi makanan, di mana saat dipakai untuk menghalangi perkembangan bakteri - diantaranya kombinasi flake ice dengan produk untuk mengawasi suhu masih berkelanjutan (Johnson Controls 2008). 

2. 2 Type Es Menurut Karakter Es 
Pembagian type es berdasar pada karakter es dibagi jadi dua yakni es kering (dry ice) serta es basah (wet ice). Es kering merupakan karbondioksida (CO2) padat yang dibikin dari gas karbondioksida yang dicairkan, lantas jadikan salju, serta salju dimampatkan hingga padat. Gas karbondioksida untuk pembuatan es kering didapat hasil dari samping pabrik petrokimia, pupuk, pembakaran kapur, serta sumur gas alam. Karbondioksida padat yang dipakai dalam perlakuan ikan akan menyublim jadi gas karbondioksida. Gas karbondioksida ini akan menghalangi perkembangan bakteri pada tubuh ikan (Junianto 2003). 
Proses penurunan suhu badan ikan dengan memakai es kering umum dikatakan sebagai proses penurunan suhu otomatis. Es kering turunkan suhu badan ikan otomatis lewat cara turunkan suhu hawa didalam ruang area untuk menyimpan hingga suhu ruang alami penurunan serta suhu badan ikan akan alami penurunan. Proses penurunan suhu badan ikan dengan memakai es kering merupakan seperti berikut : es kering diletakkkan di hawa supaya selekasnya menyublim serta bisa turunkan suhu hawa. Setelah itu dengan memakai suatu kipas angin, hawa dingin ini disalurkan ke ruangan area untuk menyimpan ikan hingga suhu badan ikan akan alami penurunan (Afrianto & Liviawaty 2005). 
Es kering biasanya dipakai lewat cara ditambahkan ke media pendingin es hingga potensi menyerap panas ikan semakin besar dibanding media es saja. Kecepatan penurunan suhu lebih cepat karena daya serap panas yang besar dikarenakan oleh rendahnya titik suhu sublimasi dari es kering, yakni seputar -78, 5oC (Junianto 2003). Menurut Ilyas (1983), rantai dingin (cold chain) adalah usaha mengawasi kualitas ikan supaya masih fresh dengan memakai suhu rendah (0°C atau beberapa derajat celcius diatas 0°C) saat pekerjaan perlakuan sampai hingga ke tangan customer.  
Pemakaian es basah (wet ice) adalah salah satunya media pendingin untuk menyerap panas ikan pada perlakuan. Es basah adalah air (H2O) yang diolah lewat cara didinginkan atau dibekukan. Es basah atau air yang dipakai menjadi media pendingin memiliki potensi semakin besar dibanding dengan es untuk bergesekan atau lakukan kontak secara langsung dengan semua permukaan ikan. Media es basah atau air dingin ini bisa menyerap panas semakin besar dari pada tubuh ikan hingga suhu badan ikan lebih cepat dingin (Junianto 2003). 

3. PENUTUP 

Pemakaian skema rantai dingin (cold chain sistem) pada proses perlakuan ikan dalam jalur distribusi ikan fresh mempunyai fungsi yang terpenting. Pemakaian suhu rendah berbentuk pendinginan serta pembekuan bisa perlambat proses-proses biokimia yang berjalan lewat cara kurangi atau menginaktifkan enzim serta bakteri pembusuk pada tubuh ikan. Es yang dipakai menjadi media pendingin dipakai dua type es yakni es balok serta es curai, diluar itu pembagian type es berdasar pada karakter es dibagi jadi dua yakni es kering (dry ice) serta es basah (wet ice). Beberapa jenis es itu mempunyai karakter serta ciri yang berlainan akan tetapi dalam pemakaiannya mempunyai tujuan untuk merefrigerasi, mendinginkan atau membekukan

Sumber : http://3diyanisa3.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-es.html

Selasa, 31 Juli 2018

Berbagai Teknik Pengawetan Ikan


Menurut Irianto (2005), pengawetan ikan adalah usaha mengawetkan ikan dengan tujuan untuk mempertahankan mutu serta mencegah terjadinya pembusukan ikan.
(2006), pengawetan ikan adalah proses yang bertujuan untuk mempertahankan mutu kesegaran ikan selama mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan sama sekali penyebab kemunduran mutu (pembusukan), maupun penyebab kerusakan ikan (misalnya aktivitas enzim, mikroorganisme, atau oksidasi oksigen), agar ikan tetap baik sampai ke tangan konsumen.

Untuk mengawetkan ikan bisa dikerjakan beberapa tehnik baik yang memakai tehnologi tinggi ataupun tehnologi yang simpel. Triknya juga bermacam dengan beberapa tingkat kesusahan, akan tetapi inti dari pengawetan ikan merupakan satu usaha untuk meredam laju perkembangan mikro organisme pada ikan. Berikut beberapa tehnik standard yang sudah diketahui pada umumnya oleh penduduk luas dunia. 

1. Pendinginan 

Tehnik ini merupakan tehnik yang sangat populer karena kerap dipakai oleh penduduk umum di desa serta di kota. Ide serta teori dari skema pendinginan merupakan masukkan ikan pada tempat atau ruang yang bersuhu begitu rendah. Untuk mendinginkan ikan  dapat dengan memasukkan ke kulkas atau almari es atau juga bisa dengan menyimpan di wadah yang berisi es atau hancuran es balok

Umumnya beberapa nelayan memakai wadah yang berisi es balok yang telah di giling  untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Suhu untuk mendinginkan ikan umum umumnya bersuhu 15 derajat celsius. Sedang supaya bertahan lama umumnya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius. 


Langkah pengasapan yaitu dengan menyimpan ikan dalam kotak yang lalu diasapi dari bawah. Tehnik pengasapan sebetulnya tidak membuat ikan jadi awet dalam periode waktu yang lama, karena dibutuhkan kombinasi dengan tehnik pengasinan serta pengeringan. 

3. Pengalengan 

Skema yang satu ini masukkan ikan ke kaleng alumunium atau bahan logam yang lain, lantas dikasih zat kimia menjadi pengawet seperti garam, asam, gula dan lain-lain. Teknik pengalengan termasuk juga gabungan tehnik kimiawi serta fisika. Tehnik kimia yakni dengan memberikan zat pengawet, sedang fisika karena dikalengi dalam ruangan hampa hawa. 


Mikro organisme suka pada tempat yang lembab atau basah memiliki kandungan air. Jadi tehnik pengeringan membuat ikan jadi kering dengan kandungan air serendah mungkin saja lewat cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan lain-lain. Makin banyak kandungan air pada ikan, maka dapat jadi ringan proses pembusukan ikan. 

5. Pengasinan 

Langkah yang paling akhir ini dengan memakai bahan NaCl atau yang kita kenal menjadi garam dapur untuk mengawetkan ikan. Teknik ini dimaksud dengan juga sebutan penggaraman. Garam dapur mempunyai karakter yang menghalangi perubahan serta perkembangan mikroorganisme perusak atau pembusuk ikan. Misalnya seperti ikan asin yang disebut gabungan pada pengasinan dengan pengeringan.

Sumber : https://gracelliaraystika.wordpress.com/2013/09/10/pengawetan-ikan/

Pengawetan Ikan Paling Efektif Mengunakan Es Balok



Salah satunya langkah perlakuan ikan mati supaya kesegaran masih optimal yaitu dengan turunkan suhu badan ikan (pendinginan). semangkin besar panas ikan yang di serap jadi suhu ikan akan semangkin rendah. Pada suhu rendah (dingin atau beku), proses-proses biokimia yang berjalan pada tubuh ikan yang ke arah pada kemunduran kualitas ikan jadi lebih lamban. Diluar itu, pada keadaan suhu rendah perkembangan bakteri pembusuk pada tubuh ikan dapat juga di perlambat. Dengan begitu, kesegaran ikan akan semangkin lama bisa di pertahankan. 

Mengenai kriteria yang perlu tercukupi dari media pending merupakan : 

Tidak tinggalkan zat toksin atau zat beresiko yang lain. 
Memiliki potensi untuk menyerap panas dari badan ikan. 
Ringan serta praktis dalam penggunaannya. 
Ekonomis. 
Berdasar pada kriteria yang perlu di penuhi, ada sekian banyak media pendingin yang bisa dipakai salah satunya es, es ditambah garam, es ditambah es kering, air laut yang di dinginkan dengan es, air laut yang di dinginkan dengan mekanis, serta hawa dingin. 

PENDINGINAN IKAN MENGGUNAKAN ES 
Menjadi media pendingin, es memiliki beberapa keunggulan : 

Memiliki kemampuan pendingin yang besar per unit berat yakni 80 kkal per kg es. 
Tidak membahayakan customer. 
Berbentuk thermostatic, yakni tetap melindungi suhu seputar 0ºC. 
Ekonomis 
Relatife ringan dalam penanganannya. 
Es yang dipakai menjadi media pendingin semestinya dibikin dari air bersih menjadi mana kriteria untuk air minum. Es yang dipakai untuk media pendingin memiliki suhu pada -12ºC sampai -18ºC (es “matang”). Es yang masak mempunyai beberapa karakter : 

Butiran-butiran es nya lebih kecil jika di leburkan. 
Waktu peleburannya lebih lama. 
Tidak ringan membuat waktu padat seperti es umum. 
Es yang di pakai untuk pendinginan ikan mesti di leburkan terlebih dulu jadi bongkahan atau dimaksud jadi butiran-butiran yang tidaklah terlalu kecil serta tidaklah terlalu besar. Ukuran butiran bongkahan es kurang lebih 1-2 cm³. penggunaan bongkahan es yang sangat besar serta runcing bisa menyebabkan rusaknya fisik ikan. Sesaat butiran yang sangat kecil akan mengakibatkan butiran es cepat melebur dan membendung saluran air ke bawah hingga berlangsung genangan air antar susunan ikan. Oleh karenanya, penggunaan es balok yang di leburkan semakin lebih baik daripada yang di serut karena akan didapatkan butiran es yang berlainan. Dianjurkan tidak merusak es balok diatas tumpukan ikan karena akan menyebabkan rusaknya fisik pada ikan. 

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemakaian es menjadi media pendingin dalam perlakuan ikan fresh, tersebut banyak hal yang perlu diperhatikan : 

1. Jumlahnya es yang digunakan 
jumlahnya es yang di pakai mesti di cocokkan dengan jumlahnya ikan yang akan di tangani akan didapatkan suhu pendinginan yang maksimal. Bila jumlahnya es sangat dikit dibanding jumlahnya ikannya jadi suhu pendinginan yang dibuat kurang dingin untuk menjaga kesegaran ikan kurun waktu yang di tetapkan. Semestinya, jika jumlahnya es kebanyakan bisa mengakibatkan ikan rusaknya fisik karena himpitan atau desakan dari bongkahan es. Es yang di imbuhkan mesti bisa turunkan suhu ikan sampai 0ºC serta suhu itu bisa dipertahankan saat penyimpanan kurun waktu yang dipastikan. 

Perbandingan es serta ikan yang dipakai saat pendinginan beragam pada 1 : 4 sampai 1 : 1. Perbandingan itu bergantung pada saat penyimpanan yang diprediksikan, suhu hawa di luar paket, serta type wadah penyimpanan. 

Ketebalan susunan ikan punya pengaruh pada kecepatan penurunan suhu badan ikan. Semangkin tipis susunan ikan, kecepatan penurunan suhunya semangkin cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai 1, 5ºC dari suhu awal badan ikan 10ºC dari beberapa perlakuan 

Lama pemberian es 
Perkiraan lama pendinginan ikan dengan es mesti di pertimbangkan dengan jeli. Hal yang menyangkut jumlahnya es yang dipakai untuk menangani es yang mencair. Kecepatan es mecair atau melebur dipengaruhi oleh faktor-faktor yakni : 

Volume kotak atau wadah yang di pakai. 
Bahan atau material wadah. 
Pemakaian isolasi serta type isolasi. 
Suhu lingkungan diluar wadah atau kotak pendinginan. 

3. Ukuran serta type wadah yang digunakan 
volume kotak yang lebih luas akan percepat pencairan es. Hal seperti ini dengan jumlahnya panas yang masuk ke kotak lewat permukaannya. Makin besar luas permukaan jadi panas yang masuk ke kotak makin besar juga. 

Type material kotak pengesan yang kerap sering di pakai sekarang ini oleh beberapa aktor perlakuan ikan di Indonesia diantaranya : kayu, plastik polietilen, fiberglass, serta Styrofoam. Dari beberapa jenis paket itu posisi type paket yang bisa perlambat peleburan es merupakan Styrofoam, lalu di ikuti dengan plastik polietilen, fiberglass, serta kayu. Akan tetapi, dalam praktiknya kotak atau wadah untuk pendinginan ikan dengan es biasanya dibuat dari gabungan beberapa type material, contohnya Styrofoam dengan kayu serta plastik dengan kayu. Pemakaian isolasi dalam wadah pendinginan di maksudkan untuk mengecilkan jumlahnya panas yang masuk dari luar paket ke paket hingga es jadi lebih lama untuk melebur. Suhu luar paket yang tinggi akan mengakibatkan panas yang masuk dalam paket juga besar hingga peleburan es makin cepat. 


4. Keadaan fisik ikan 
Keadaan fisik ikan sebelum perlakuan (sebelum di eskan) mesti diperhatikan. Ikan-ikan yang keadaan fisiknya buruk, contohnya lecet-lecet, memar, sobek, atau luka pada kulit, semestinya dipisahkan dari ikan yang keadaan fisiknya baik. Hal seperti ini dikarenakan darah dari ikan yang luka akan mencemari atau mengontaminasi ikan yang masih tetap baik kondisinya.

Sumber : https://ihsanulkhairi86saja.wordpress.com/2012/01/23/media-dan-teknik-pendinginan-ikan-2/

Pengawetan Ikan Dengan Cara Pendinginan



Ikan adalah komoditas yang cepat dan mudah membusuk, hingga ikan membutuhkan perlakuan yang cepat serta jeli dalam usaha menjaga kualitasnya semenjak ikan diambil dari air. Pendinginan adalah perlakuan yang sangat umum dalam menjaga kualitas hasil perikanan terpenting dalam step perlakuan. Dalam perlakuan ikan fresh diusahakan suhu tetap rendah mendekati 0 oC serta dijaga juga jangan pernah suhu naik karena terserang cahaya matahari atau kekurangan es. Perlakuan ikan mesti dikerjakan secepat-cepatnya untuk hindari kemunduran kualitas ikan hingga dibutuhkan bahan serta media pendinginan yang amat cepat dalam turunkan suhu ikan pada pusat thermal ikan. Suhu adalah salah satunya aspek yang memengaruhi tingkat kesegaran ikan. Tingkat kesegaran ikan akan makin cepat alami penurunan atau ikan akan ringan jadi busuk pada suhu tinggi serta demikian sebaliknya pembusukan bisa dihambat pada suhu rendah (Suparno et al. 1993) 

Salah satunya type bahan yang kerap dipakai menjadi pengemas merupakan styrofoam karena mempunyai karakter insulasi pada panas (Moeljanto 1992). Styrofoam ditujukan untuk dipakai menjadi insulator pada bahan konstruksi bangunan, bukan untuk paket pangan. Paket polistirena foam diambil karena dapat menjaga pangan yang panas atau dingin, masih nyaman dipegang, menjaga kesegaran serta keutuhan pangan yang dikemas, mudah serta inert pada keasaman pangan (Manurung 2009). 

Prinsip pendinginan merupakan mendinginkan ikan secepat-cepatnya ke suhu serendah mungkin saja tapi tidaklah sampai jadi beku. Biasanya pendinginan tidak bisa menahan pembusukan dengan keseluruhan, tapi makin dingin suhu ikan, makin besar penurunan kegiatan bakteri serta enzim. Dengan begitu lewat pendinginan proses bakteriologi serta biokimia pada ikan cuma terlambat, tidak dihentikan. Mendinginkan ikan semestinya ikan diselimuti oleh medium yang lebih dingin darinya, bisa berupa cair, padat, atau gas. Pendinginan ikan bisa dikerjakan dengan memakai refrigerasi, es, slurry ice (es cair), serta air laut dingin (chilled sea water). Langkah yang termudah dalam mengawetkan ikan dengan pendinginan merupakan memakai es menjadi bahan pengawet, baik untuk pengawetan diatas kapal ataupun sesudah di daratkan, yakni saat ditempat pelelangan, saat distribusi serta saat di pasarkan. Penyimpanan ikan fresh dengan memakai es atau skema pendinginan yang lainnya mempunyai potensi yang hanya terbatas untuk melindungi kesegaran ikan, umumnya 10–14 hari (Wibowo serta Yunizal 1998 diacu dalam Irianto serta Soesilo 2007). 

Pertama yang butuh dilihat didalam penyimpanan dingin ikan dengan memakai es merupakan berapakah jumlahnya es yang pas dipakai. Es dibutuhkan untuk turunkan suhu ikan, wadah serta hawa sampai mendekati atau sama juga dengan suhu ikan dan menjaga pada suhu serendah mungkin saja, umumnya 0 0C. Perbandingan es serta ikan yang baik untuk penyimpanan dingin dengan es merupakan 1 : 1. Hal-hal lain yang butuh diamati didalam pengawetan ikan dengan es merupakan wadah yang dipakai untuk penyimpanan mesti dapat menjaga es saat mungkin saja supaya tidak mencair. Wadah peng-es-an yang baik mesti dapat menjaga suhu masih dingin, kuat, bertahan lama, kedap air serta ringan dibikin bersih. Karena itu dibutuhkan wadah yang mempunyai daya insulasi yang baik (Wibowo serta Yunizal 1998 diacu dalam Irianto serta Soesilo 2007). 

Es balok adalah es yang berupa balok memiliki ukuran 12-60 kg/balok. Sebelum digunakan es balok mesti dipecahkan terlebih dulu untuk mengecilkan ukuran. 


Es balok adalah type es yang sangat banyak atau umum untuk dipakai dalam pendinginan ikan karena harga nya murah serta ringan dalam pengangkutannya. Es balok lebih ringan dalam pengangkutannya karena lebih dikit meleleh. Namun, membutuhkan fasilitas penumbuk es atau penghancur dengan mekanis (ice crusher) hingga es yang keluar dari pabrik telah siap gunakan dengan ukuran 1 cm x 1 cm. Keuntungan lainnya dari pemakaian es balok adalah es balok lebih lama mencair serta mengirit pemakaian tempat pada palka, es balok ditransportasikan serta disimpan berbentuk balok serta dihancurkan jika akan dipakai. 

Sumber : https://ikannapoleon.wordpress.com/2012/03/13/pendinginan-ikan-dengan-es/

Jumat, 31 Juli 2015

MERAKIT MESIN PENGHANCUR ES BALOK TIPE IP-03 S

MERAKIT MESIN PENGHANCUR ES BALOK TIPE IP-03 S


Kami CV.KIOS MESIN merakit mesin penghancur es balok atau mesin pemecah es balok sebanyak 36 unit rencananya akan di perbantukan untuk masyarakat banyuwangi dengan tengat watu pengerjaan 30 hari, Mesin yang diproduksi adalah mesin penghancur es balok atau mesin pemecah es balok tipe IP-03 S dengan spesifikasi sebagai berikut :

Spesifikasi
Tipe                            : IP – O3 S
Dimensi                       : 800 x 600 x 600 mm
Pengerak                     : Engine Bensin 5,5 HP 
Material Cover            : Stainless Steel    
Material Penggiling     : Stainless Steel
Material Rangka          : Sthal Stainless Steel Uk 4 x 4
Material As                 : As Besi
Kapasitas                     : 100-150 balok/jam
Ukuran Corong           : 20 x 20 cm (input)
Es balok yang bisa diproses 10, 20 kg

mesin tipe ini sangat mudah di pindah- pindahkan karena mesin ini tidak terlalu berat sehingga cocok bagi para nelayan untuk membawa mesin ini keatas kapal, walupun mesin ini menggunakan pengerak engine bensin 5,5 HP namun efektivitas mesin dan hasil sama dengan tipe-tipe lain diatasnya. Material yang digunakan semua full stainless steel dari rangka, bodi, material penggilingnya sehingga mesin ini tidak masalah jika di gunakan di daerah dekat pantai ataupun digunakan di atas kapal karena tidak mudah berkarat.

Besar harapan kami mesin yang kami produksi dan yang akan di perbantukan bagi masyaratkat bisa bermanfaat dan digunakan secara baik.



Untuk Mengetahui Info Lebih Lengkap Untuk Mesin - Mesin Tersebut Silahkan Kontak



082138161990 ( SIMPATI )


087739688150 ( XL)


Selasa, 21 Juli 2015

MESIN PENGHANCUR BALOK ES, MESIN PEMECAH BALOK ES ATAU PENGGILING BALOK ES ( ICE CRUSHER )

MESIN PENGHANCUR BALOK ES, MESIN PEMECAH BALOK ES ATAU PENGGILING BALOK ES
( ICE CRUSHER )


Mesin Penghancur Balok Es , Mesin Pemecah Balok Es Atau Mesin Penggiling Balok Es adalah mesin yang berfungsi untuk memecah balok es, es kristal, es batu menjadi serpihan kecil - kecil bukan lembut namun agak kasar sehingga saat di manfaatkan untuk pengawetan ikan, daging, udang, cumi-cumi atau pun untuk campuran minuman es tidak cepat mencair.

Penggunaaan Mesin Penghancur Balok Es , Mesin Pemecah Balok Es Atau Mesin Penggiling Balok Es cukup mudah, setelah penggerak dihidupkan masukan sedikit semi sedikit balok es ke arah roll penggiling namun kontinyu.

Berikut kelebihan Mesin Penghancur Balok Es , Mesin Pemecah Balok Es Atau Mesin Penggiling Balok Es produksi CV.KIOS MESIN :

  • Pengunaan cukup mudah tidak memerlukan keahlian khusus
  • Produktivitas tinggi ( proses penggilingan cukup cepat )
  • Kontruksi kuat dan kokoh
  • Material contact produk dari Stainless Steel
  • Cocok untuk para nelayan, pengusaha minuman, restaurant, dll



Untuk Mengetahui Info Lebih Lengkap Untuk Mesin - Mesin Tersebut Silahkan Kontak



082138161990 ( SIMPATI )

087739688150 ( XL)